Orisinalitas

"Keaslian sebuah karya itu dinilai darimana?" 

Kata-kata itulah yang selalu membayangi saya atau mungkin setiap orang yang ingin membuat sesuatu. Apakah dengan keberuntungan saja bisa merubah hasil karya kita menjadi sebuah karya yang the only one?

Juni 2012

Aku dan 3 orang teman mengikuti sebuah perlombaan proyek ilmiah. Sebuah perlombaan yang bergengsi, bahkan untuk lolos sampai tahap audisi formulir saja, kami merasa sangat beruntung. Di perlombaan itu, kami bertemu banyak orang yang betul-betul berkontribusi dibidangnya. Aku takut, proyek kami itu adalah proyek yang tidak orisinal. Dan, benar saja. Salah satu dari 4 proyek kami dinilai "tidak orisinal" oleh dewan juri. Secara otomatis, kami pun tidak lolos ke tahap selanjutnya.

Keputusan itu bagiku sebuah "tamparan", aku malu dihadapan para juri tersebut. Tetapi, keputusan telah dijatuhkan, yang bisa kami lakukan adalah menerimanya dengan lapang dada. Namun ada yang mengganjal dihati ini, bagaimana mungkin sebuah proyek seperti : membersihkan kali dan membuat taman baca justru diloloskan. Maaf, tapi menurutku proyek-proyek tersebut memang sudah terlaksana dan sedang berjalan diberbagai daerah. Jadi, apakah proyek itu orisinal? Aku tidak tahu. Apa mereka membuat inovasi baru kepada proyek-proyek tersebut? Mungkin iya, tapi mungkin juga tidak. Tapi, sudahlah semoga itu keputusan yang terbaik.

Kejadian itu kuanggap sebagai pelajaran yang berharga, bahwa keaslian sebuah karya SANGAT PENTING bagi seorang peneliti. Dan aku akan menjadi seorang peneliti, jadi aku harus me "nomor satu" kan keaslian karya-karyaku nantinya.


Desember 2012


Seorang teman (salah satu dari 3 teman yang mengikuti lomba 6 bulan yang lalu), mengajakku mengikuti Indonesian Science Project Olympiad (ISPO). Sebenarnya agak ragu mengingat lomba ini bukan lomba main-main. Saingan kami nanti adalah seluruh siswa SMA seluruh Indonesia, dan juri-juri yang terdiri dari.....Subhanallah dosen-dosen terkemuka di Indonesia. Tapi, saat mendengar penjelasan temanku ini, aku pun nurut. Insya Allah pengalamanku bertambah lagi nanti.

Berangkat dari pengalaman 6 bulan yang lalu itu, kami berniat membuat karya ilmiah yang betul-betul orisinal. Karya yang belum pernah ditemukan orang lain. Sebuah karya yang kita dan orang lain perlukan, yang bermanfaat bagi semua orang, yang sebagian besar orang pasti mau menggunakannya. Masalah idenya? Terkadang, ide itu seperti ilham yang mendadak muncul dari mana saja dan kapan saja.  Misalnya saja dari sebuah sms:
"Anyway, terkadang penelitian itu kan bisa muncul karena ada latar belakang. Dirumah gue banyak tikus! Gue benci banget! Gue pingin bunuh tikus itu! Apa kita buat obat pembasmi tikus?"
Tapi, pastilah kendala yang menghadang akan datang.

Dari ide obat pembasmi tikus itu saja banyak hal yang harus kami rancang. Mulai dari jenis produk, kegunaan, efek bagi manusia, bahan baku dan efisiensi dari produk itu kami diskusikan terus. Hingga akhirnya, kami memutuskan untuk memendam dulu ide itu karena ide obat pembasmi tikus itu terlalu "beresiko", tidak memenuhi syarat perlombaan, dan lagipula banyak produk racun tikus yang tersedia dipasaran.

Sampai hari ini pun, kami masih mencari apa yang bisa menjadi "latar belakang" itu. Keluhanku saat ini masih seputar orisinalitas, orisinalitas, orisinalitas, ketersediaan bahan, dan keamanan produk bagi manusia. Kenapa orisinalitas lebih banyak? Karena, aku pikir setiap hasil kerjaku nanti pastilah dipertanggungjawabkan baik didunia maupun diakhirat. Aku nggak mau cari masalah, aku nggak mau malu didepan juri, aku nggak mau gagal lagi. Dan yang paling penting adalah kami harus berhasil! Aamiin.

Akhir kata,

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي  وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي  يَفْقَهُوا قَوْلِي
[Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku]

 Semoga bisa dilanjut....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Introvert? Huh.

Review Flight All Nippon Airways (ANA) ala Dummy Traveler